Sabtu, 06 Desember 2014

Salam Sayang


Dear sayang…
Selamat pagi, apa tidurmu nyenyak? Aku yakin kalau tidurmu pasti nyenyak, tanpa mimpi seperti biasanya bahkan setelah pertengkaran hebar kita semalam. Aku tak akan menceritakan padamu bagaimana aku akhirnya bisa berdamai dengan diriku, menulis surat ini dan terlelap. Aku hanya ingin bilang, ketika kamu bangun dan menemukan surat ini, maka sejak saat itu hubungan kita telah berakhir. Ya, berakhir.

Rabu, 22 Oktober 2014

Surat Untuk Ibu

Untuk seorang wanita luar biasa yang telah membawaku kedunia ini…

Hari ini, ibu, dengan penuh rasa bangga aku kembali kerumah. Dengan senyum terkembang dan kebanggaan yang ada di tangan, aku mengampirimu. Mengampirimu untuk membawakan sesuatu yang aku yakin bukan hasil kerja kerasku, melainkan adalah hasil kerja kerasmu. Ibu, aku tahu selama ini aku bukanlah anak yang bisa kau banggakan. Aku hanyalah anak yang sering menyusahkanmu, menyakiti hatimu, mengecewakanmu bahkan membuatmu menangis. Aku tahu ibu, kalau aku bukanlah anak yang patut mendapatkan kasih sayangmu, apalagi dekapan hangatmu tiap kali aku terjatuh.

Selasa, 07 Oktober 2014

Pesona Medusa


Apa yang dicari lelaki dari seorang perempuan? Kecantikan? Kepintaran? Ataukah kebaikan? Bagiku lelaki paling beruntung adalah lelaki yang setidaknya menemukan dua dari tiga kriteria wanita idaman. Setidaknya seorang lelaki akan beruntung jika memiliki perempuan yang cantik dan pintar atau setidaknya cantik dan baik. Tapi beberapa bulan belakangan ini, sejak semester baru dimulai, mendadak saja aku menjadi lelaki yang cukup beruntung didunia ini. Cukup beruntung, bukan beruntung karena aku hanya bisa melihat bukan memiliki perempuan sempurna yang memiliki semua kriteria perempuan ideal. Perempuan itu bernama Nesha Anggabaya. Ketika pertama kali melihat Nesha, yang ada di benakku hanyalah ”she’s the one”, dia perempuan yang aku cari selama ini. Aku memang belum lama mengenal Nesha, namun lewat interaksi-interaksi singkat diantara kami seusai kelas, aku tahu, kalau Nesha adalah perempuan baik-baik dengan kecantikan yang selalu bersinar dan kepintaran yang membuat matanya selalu berbinar-binar. Itulah kenapa aku tidak pernah mengalihkan tatapanku dari Nesha ketika kami satu kelas yang sialnya hanya terjadi seminggu sekali.

Sabtu, 20 September 2014

Syndrome “Malam Minggu”


Hai Mblo, mana suaranya? Masih sering nongkrong depan laptop dan bikin status galau gara-gara sindrom malam minggu? Santai Mblo, yang nulis sama jomblo-nya kok, jadi tulisan ini nggak bakal ngehujat para jomblo seperti biasa. Justru sebaliknya, tulisan ini akan membuat orang lain bertanya-tanya, sebenernya hina nggak sih jadi jomblo?
Oke… kita mulai golden ways ala-ala Mario Teguh kita malam ini dengan syndrome “malam minggu”.

Senin, 15 September 2014

Jawaban Sang Bianglala



Desember 2013
Senja yang basah itu memelukku, memenjarakanku dalam kesedihan lama yang kembali kutemukan dalam sudut-sudut hatiku. Jendela yang basah itu serupa dengan mataku, yang basah terkena air mata yang telah lama kusimpan, yang kini terpaksa kembali kukenakan. Dering suara android-ku seketika itu menarik perhatianku dari hujan deras diluar sana. Tanpa perlu melihatnya, aku tahu siapa yang tengah menelponku. Pasti Juna, ya… pasti lelaki itu yang tengah menghubungiku. Aku memutuskan untuk mengabaikan telponnya. Lagipula, bukankah aku sudah menyangka reaksinya? Aku tahu Juna adalah lelaki yang paling tidak peka, tapi aku tak menyangka kalau ia tak mau susah-susah mengingat masa lalu kami dan langsung menelponku beberapa menit setelah aku mengirim email itu.
C’mon, bud, don’t make me wrong to believe you. I know you’ll remember it, you just need more effort. Bisikku dalam hati meski aku tahu, Juna tak akan mendengarnya karena Juna tak pernah mendengar suara hatiku, walau aku meneriakkannya dengan begitu lantang.

Minggu, 14 September 2014

Bianglala Senja


 
Desember 2013
Senja baru saja selesai mempersiapkan malamnya ketika hujan rintik-rintik yang sedari tadi memeluk hari ini berubah menjadi hujan deras yang seketika memicu keluhan orang-orang disekitarku, meski aku tak memungkiri kalau aku sempat mendengus sebal ketika melirik jendela yang berada di dekat mejaku dan mendapatinya basah karena air hujan. Tapi entah mengapa kesebalanku pada hujan menjadi sebuah kerinduan saat mataku menatap sebuah pemandangan yang begitu indah, sebuah bianglala yang tidak begitu besar, berdiri menjulan menantang hujan. Diam-diam aku mengulum senyum, teringat seseorang yang begitu menyukai bianglala.
Ketika pikiranku mulai berkelana kembali ke masa lalu, mendadak saja notification di android-ku berbunyi, menyentakkanku kembali ke masa kini, di ruang kerjaku disenja yang dingin dengan ditemani hujan deras yang menampar-nampar jendela ruang kerjaku, meminta untuk diijinkan masuk. Dengan enggan, aku meraih android-ku dan memeriksanya, seketika mataku terbelalak tak percaya. Benarkah apa yang kulihat saat ini? Atau aku hanya berkhayal? Aku menatap android-ku itu selama semenit penuh, dan ketika email yang baru saja masuk ke android-ku itu tidak berubah nama pengirimnya, segera saja aku beralih pada laptopku dan membuka emailku disana.

Rabu, 20 Agustus 2014

Izinkan Dia Untukku, Tuhan…



Izinkan dia untukku, Tuhan…
Izinkan ia menjadi milikku
Menjadi tempatku untuk bersandar
Menjadi tempatku untuk pulang

Izinkan dia untukku, Tuhan…
Hanya itulah pintaku
Hanya itulah inginku

Izinkan dia untukku, Tuhan…
Izinkan segalanya menjadi sederhana
Izinkan segalanya menjadi indah


Izinkan dia untukku, Tuhan…

Aku Tanpamu…



When you took it all you forgot your shadow…
*Sam Tsui – Shadow

Dear Samudra…

Ketika kamu membaca surat ini, aku pasti sudah berada di pesawat menuju Sorbonne. Ya, aku memutuskan untuk mengambil beasiswaku, maaf tidak memberitahu kamu sebelumnya dan membicarakannya secara langsung.

Aku memiliki banyak waktu bersamamu, tapi aku tak pernah bisa mengucapkan selamat tinggal secara langsung. Aku tidak sanggup. Aku tahu, aku tidak memiliki tempat dihatimu, tapi sejak hari pertunangan kita, kamu memiliki tempat tersendiri dihatiku, sebuah tempat yang hanya akan kamu miliki, baik dulu sekarang atau pun nanti.

Aku tidak ingin meminta cintamu lewat surat ini. aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal dan aku juga ingin bilang kalau aku memutuskan untuk menyerah. Mungkin memang bukan aku wanita yang akan memenangkan hatimu dan aku menerima kenyataan itu. Bersama surat ini, aku menyertakan cincin yang kamu berikan dihari pertunangan kita. Aku sudah tidak pantas mengenakannya lagi, dan suatu hari nanti aku yakin kamu akan menemukan seseorang yang pantas memakainya. Hanya saja maukah kamu berjanji satu hal untukku? maukah kamu berjanji kalau kamu akan bahagia?
Terimakasih atas semua kesempatan yang kamu berikan untukku. semoga kamu akan segera menemukan kebahagiaan yang sejati…

Bria

Jumat, 18 Juli 2014

Kamis, 26 Juni 2014

Tugas Sejarah : Opini

Robespierre, Sang Pemimpin Regin Of Terror Yang Berakhir Dengan Pisau Guillotine

Maximilien Robespierre atau yang lebih sering dikenal dengan Robespierre adalah salah satu pemimpin golongan Jacobin atau golongan revolusioner yang menjadi pemegang kekuasaan Prancis secara de facto melalui Komite Keselamatan Publik. Pemerintahan secara de facto  oleh Robespierre dimulai ketika monarki absolut runtuh yang ditandai dengan dieksekusinya Raja Louis XVI dan berakhir dengan kematian Robespierre.

Minggu, 01 Juni 2014

ANALISIS LAHIRNYA PAHAM LIBERALISME DI PERANCIS

ANALISIS LAHIRNYA PAHAM LIBERALISME DI PERANCIS

Athollah Athene Risti dan Almira Annora Dewanti
Program Studi Bahasa dan Sastra Perancis Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Abstrak
Liberalisme pertama  kali dikobarkan oleh masyarakat Perancis golongan III  pada abad  ke-18. Liberalisme tidak dapat lepas dari pengaruh  revolusi Perancis. Liberalisme adalah aksi protes masyarakat Perancis golongan III terhadap hak dan kewajiban  yang tidak sama dengan  hak dan kewajiban  golongan I dan II. Golongan  I dan  II mendapat banyak hak dan sedikit kewajiban berbanding terbalik dengan golongan III. Faktor pendorong lahirnya liberalisme ada dua. Pertama, adanya golongan-golongan  dalam struktur Perancis di antaranya golongan I, II, dan III. Kedua, kesewenang-wenangan pemerintah Perancis terhadap golongan III.  Sebelum adanya revolusi dan liberalisme, raja berlaku tidak adil tentang hak dan kewajiban yang dimiliki oleh golongan  I, II, dan III.  Dampak dari liberalisme di antaranya raja tidak bisa lagi berbuat sewenang-wenang terhadap rakyat golongan III karena adanya undang-undang. Undang-undang tersebut mengatur dan membatasi perilaku raja terhadap rakyatnya. Selain itu setelah lahirnya liberalisme di Perancis golongan III berhasil mendapatkan haknya kembali. Hak golongan III setara dengan hak yang dimiliki oleh golongan I dan II. Begitu pula dengan golongan  I dan II yang mendapatkan kewajiban yang sama rata dengan golongan III.

Kata Kunci : Liberalisme, Revolusi Perancis, Golongan I, II, dan III

Senin, 28 April 2014

Tugas Sejarah : Opini

Perjuangan Bangsa Galia Melawan Romawi


Bangsa Galia dikenal sebagai nenek moyang bangsa Perancis. Bangsa Galia merupakan bangsa yang cukup kuat dan tangguh, hal ini nampak dari pemberian julukan kamu barbar oleh bangsa Romawi yang merujuk pada ketidakmampuan Romawi dalam menaklukkan bangsa Galia yang saat itu sumber daya manusianya sangat jauh dibawah bangsa Romawi yang sudah cukup maju dengan peradabannya.
Tidak hanya kuat dan tangguh, bangsa Galia yang ketika itu terpecah-pecah lagi menjadi beberapa suku, mampu menyatukan kekuatan mereka dibawah pimpinan Vercingetorix, pemimpin bangsa Galia yang terkenal pada era itu, dan melawan infasi banga Romawi. Meski patut disayangkan perjuangan bangsa Galia yang luar biasa mengingat peradaban mereka yang jauh dibawah modern dan beragamnya suku bangsa mereka, menemui kegagalan dengan terkurungnya pasukan bangsa Galia dibawah pimpian Vercingertorix di benteng Alésia.

Kenyataannya, Kita Memang Tidak Bersama…


Jangan pernah berburuk sangka ketika kamu menerima undangan ini
Datanglah ke tempat kita besok, aku akan menjelaskan semuanya
                                                                                                
Daniel

Jumat, 25 April 2014

Rabu, 16 April 2014

The Difference


“Jadi… mau kamu kasih nama apa ikan-ikan ini?” tanya Gilang seraya mengangkat sebuah kantong plastik yang didalamnya terdapat dua ikan mas yang sedang berenang. Renata menatap ikan-ikan itu dengan seksama, memperhatikan dua makhluk cantik yang tengah berenang bersama seolah tengah berdansa, mengingatnya pada satu scene film yang begitu menyentuh hatinya.
“Gimana kalau Romeo sama Juliet?” usul Renata seraya menyunggingkan seulas senyum. Ya… Rome dan Juliet. Ikan-ikan itu mengingatkannya pada satu adegan dimana Romeo pertama kali bertemu dengan Juliet dan mereka berdansa bersama.

Rabu, 02 April 2014

My Dearest…


Dear My Dearest Deara…

Aku tahu sudah terlambat untuk meminta maaf,
aku hanya berharap tak ada kata terlambat untuk cinta
Deara-ku… izinkanlah aku kembali dan membuatmu tersenyum lagi
Berikanlah aku kesempatan kedua untuk mengobati hatimu
Walau aku tahu lukamu tak akan hilang seketika
Meski aku tahu kalau maafku tak akan mengubah semuanya
Tapi izinkanlah aku memperbaiki semua dengan cintaku…

Evan

Rabu, 12 Maret 2014

Karena Aku Mencintainya Dalam Diam


Pukul 2.59 siang.
Aku menahan langkahku dibalik gerbang besi karatan rumahku dengan tatapan mata yang tak pernah dari jam tangan digital hadiah ulang tahun dari papaku yang melingkar dipergelangan tangan kiriku. Sepeda federalku sudah bersandari manis ditubuhku sementara tangan kiriku sedang sibuk kupandangi, dan bola sepak kesayanganku pun sudah siap diposisinya, aku kepit diantara tangan kanan dan pinggangku. Sebentar lagi aku akan membuka pintu gerbang ini dan memberikan sinyal pada seseorang yang menunggu disebelah. Kemudian, aku akan keluar dari sini dan duduk ditrotoar depan rumahnya hanya untuk melihat ia mengamatiku diam-diam.

Jumat, 28 Februari 2014

Happy Anniversary My Dear Ex-Boyfriend


“Happy anniversary my dear ex-boyfriend”
Lilin kecil yang kuletakkan diatas cup cake yang sengaja kubeli siang tadi menjadi satu-satunya penerang yang menuntun jalanku. Sinar kekuningan redup lilin kecilku bergoyang, cepat-cepat kuhentikan langkahku sambil menahan napas. Aku takut, takut kalau satu-satunya cahaya yang menuntun jalanku akan mati dan aku akan tersesat dalam lorong-lorong gelap yang penuh dengan bayangan semu tentangmu.
28 Mei 2013, hari ini tepat empat tahun sudah aku dan kamu bersama. Merenda cerita, membangun cinta, berbagi suka dan saling menyeka luka. Empat tahun sudah kita mengikrar kata, menyatukan perbedaan menjadi suatu persamaan dan menyatukan impian menjadi cita-cita yang kita ingin raih bersama dijalan yang sama sambil saling menggenggam.

Kamis, 27 Februari 2014

Dear Mantan…


Perpisahan ini masih terasa nyata bagiku. Ketika lembar demi lembar kalender kubuka, dan hari demi hari menyeretku berlari bersamanya dan membawa kisah kita jauh menuju tahun-tahun berikutnya, perpisahan ini masih terasa begitu nyata untukku, nyata dan masih sangat menyakitkan. Seribu empar ratus empat puluh hari sudah cinta ini tumbuh dan bersemi dihatiku, dimulai saat kamu menyatakan isi hatimu dan memintaku merenda cerita, berbagi suka dan saling menyeka luka bersamamu. Dimulai hari itu hingga seribu empar ratus empat puluh hari kemudian, rasa ini masih ada, dan masih selalu untukmu.

Senin, 17 Februari 2014

Memang Sudah Seharusnya…

When you make decisions, you deal with consequences
Winna Efendi, Remember When

Pukul lima sore. Aku menatap nyalang layar laptopku, terenyak dengan apa yang baru saja aku lihat di halaman facebook Rafael, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Perlahan aku menyentuh dadaku, merasakan jantungku yang berdetak dengan kualahan disana. Seharusnya ini tidak terjadi bukan? Seharusnya ia menungguku menunaikan semua keinginan kedua orang tuaku bukan? Lantas kenapa?? Mendadak air mata yang sedari tadi mati-matian kutahan meluncur turun. Apa yang terjadi? Kenapa status hubungan Rafael menjadi “in a relationship”? Mana janjinya yang akan selalu menungguku?

Selasa, 14 Januari 2014

Quotes : Remember When - Winna Efendi


When you make decisions, you deal with consequences


as women, we need to protect ourselves from getting hurt. But sometimes hurt is inevitable that we just have to deal with it


Being able to live with or without someone is just a matter of perspective