Senin, 28 April 2014

Tugas Sejarah : Opini

Perjuangan Bangsa Galia Melawan Romawi


Bangsa Galia dikenal sebagai nenek moyang bangsa Perancis. Bangsa Galia merupakan bangsa yang cukup kuat dan tangguh, hal ini nampak dari pemberian julukan kamu barbar oleh bangsa Romawi yang merujuk pada ketidakmampuan Romawi dalam menaklukkan bangsa Galia yang saat itu sumber daya manusianya sangat jauh dibawah bangsa Romawi yang sudah cukup maju dengan peradabannya.
Tidak hanya kuat dan tangguh, bangsa Galia yang ketika itu terpecah-pecah lagi menjadi beberapa suku, mampu menyatukan kekuatan mereka dibawah pimpinan Vercingetorix, pemimpin bangsa Galia yang terkenal pada era itu, dan melawan infasi banga Romawi. Meski patut disayangkan perjuangan bangsa Galia yang luar biasa mengingat peradaban mereka yang jauh dibawah modern dan beragamnya suku bangsa mereka, menemui kegagalan dengan terkurungnya pasukan bangsa Galia dibawah pimpian Vercingertorix di benteng Alésia.
Dibagian ini kita bisa melihat kalau dibalik julukan “kamu barbar” yang diberikan Romawi, sesungguhnya Romawi sendirilah yang patut diberikan julukan kaum barbar. Setelah berhasil mengepung Vercingetorix dan pasukannya di benteng Alésia, Julius Caesar, pemimpin bangsa Romawi pada era itu, mendirikan benteng penangkal disekeliling benteng Alésia sehingga menutup semua akses keluar bangsa Galia dan mengakibatkan rakyat bangsa Galia yang terkurung didalam benteng menderita kelaparan.
Dari sinilah, kita dapat melihat betapa barbarnya bangsa Romawi sesungguhnya. Vercingetorix yang saat itu merupakan pemimpin bangsa Galia, menyerahkan dirinya dan rela harga dirinya diinjak-injak oleh Romawi dengan mengiringnya keliling kota Roma untuk kemudian dieksekusi demi menyelamatkan rakyatnya yang kelaparan karena terkepung di benteng Alésia. Dari pengorbanan Vercingetorix, kita dapat melihat bahwa dibalik julukan “kaum barbar” yang diberikan Romawi kepada bangsa Galia benar-benar salah. Apalagi jika mengingat kalau julukan “kaum barbar” lebih sering menjurus kepada bangsa yang tidak berbudaya dan tidak beradab padahal kenyataannya, bangsa Galia jauh lebih bermoral dan beradab daripada bangsa Romawi. Tak hanya itu, meski pada akhirnya, bangsa Romawi dapat menaklukan Galia dan menguasai Galia bahkan menjadikannya salah satu jajahannya, menurut saya bangsa Galia tetaplah menjadi “kaum barbar” karena Vercingetorix tidak menyerahkan diri kepada Romawi karena ia mengalami kekalahan, tapi karena ia ingin menyelamarkan rakyatnya yang mengalami kelaparan karena terkepung di benteng Alésia dan tidak mendapatkan akses untuk mendapatkan makanan.
Selain kuat, tangguh dan bermoral, bangsa Galia patut diberikan apresiasi atas persatuannya yang cukup mengesankan dibawah pemerintahan Vercingetorix. Jika menilik dari berbagai suku yang ada dalam bangsa Galia, tentu bukanlah pekerjaan mudah untuk menyatukan suku-suku tersebut dibawah kepemipinan satu orang dan menyatukan visi mereka. Bukan pekerjaan mudah untuk menyisihkan semua perbedaan mereka dan bersatu, tapi bangsa Galia membuktikan mereka mampu melakukan sesuatu yang cukup sulit untuk dilakukan demi mempertahankan kemerdekaan mereka, sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh semua bangsa.

Dari uraian di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa dibalik ketertinggalan bangsa Galia dalam budaya maupun birokrasi, bangsa Galia mampu menyingkirkan kepentingan pribadi mereka dan bersatu demi mempertahankan keberadaan mereka sebagai bangsa yang bebas, meski pada akhirnya mereka harus mengalami kekalahan. Perjuangan bangsa Galia benar-benar layak diberikan apresiasi yang besar, terutama jika mengingat pejuangan pemimpin mereka, Vercingetorix, dalam menyelamatkan rakyatnya dari kelaparan dengan menyerahkan dirinya sendiri. Bangsa Galia patut diberikan apresiasi atas rasa kemanusian, persatuan dan juga kegigihan yang mereka miliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar