Perjuangan
Bangsa Galia Melawan Romawi
Bangsa
Galia dikenal sebagai nenek moyang bangsa Perancis. Bangsa Galia merupakan
bangsa yang cukup kuat dan tangguh, hal ini nampak dari pemberian julukan kamu
barbar oleh bangsa Romawi yang merujuk pada ketidakmampuan Romawi dalam
menaklukkan bangsa Galia yang saat itu sumber daya manusianya sangat jauh
dibawah bangsa Romawi yang sudah cukup maju dengan peradabannya.
Tidak
hanya kuat dan tangguh, bangsa Galia yang ketika itu terpecah-pecah lagi
menjadi beberapa suku, mampu menyatukan kekuatan mereka dibawah pimpinan
Vercingetorix, pemimpin bangsa Galia yang terkenal pada era itu, dan melawan
infasi banga Romawi. Meski patut disayangkan perjuangan bangsa Galia yang luar
biasa mengingat peradaban mereka yang jauh dibawah modern dan beragamnya suku
bangsa mereka, menemui kegagalan dengan terkurungnya pasukan bangsa Galia
dibawah pimpian Vercingertorix di benteng Alésia.
Dibagian
ini kita bisa melihat kalau dibalik julukan “kamu barbar” yang diberikan
Romawi, sesungguhnya Romawi sendirilah yang patut diberikan julukan kaum
barbar. Setelah berhasil mengepung Vercingetorix dan pasukannya di benteng
Alésia, Julius Caesar, pemimpin bangsa Romawi pada era itu, mendirikan benteng
penangkal disekeliling benteng Alésia sehingga menutup semua akses keluar
bangsa Galia dan mengakibatkan rakyat bangsa Galia yang terkurung didalam
benteng menderita kelaparan.
Dari
sinilah, kita dapat melihat betapa barbarnya bangsa Romawi sesungguhnya.
Vercingetorix yang saat itu merupakan pemimpin bangsa Galia, menyerahkan
dirinya dan rela harga dirinya diinjak-injak oleh Romawi dengan mengiringnya
keliling kota Roma untuk kemudian dieksekusi demi menyelamatkan rakyatnya yang
kelaparan karena terkepung di benteng Alésia. Dari pengorbanan Vercingetorix,
kita dapat melihat bahwa dibalik julukan “kaum barbar” yang diberikan Romawi
kepada bangsa Galia benar-benar salah. Apalagi jika mengingat kalau julukan
“kaum barbar” lebih sering menjurus kepada bangsa yang tidak berbudaya dan
tidak beradab padahal kenyataannya, bangsa Galia jauh lebih bermoral dan
beradab daripada bangsa Romawi. Tak hanya itu, meski pada akhirnya, bangsa
Romawi dapat menaklukan Galia dan menguasai Galia bahkan menjadikannya salah
satu jajahannya, menurut saya bangsa Galia tetaplah menjadi “kaum barbar” karena
Vercingetorix tidak menyerahkan diri kepada Romawi karena ia mengalami
kekalahan, tapi karena ia ingin menyelamarkan rakyatnya yang mengalami
kelaparan karena terkepung di benteng Alésia dan tidak mendapatkan akses untuk
mendapatkan makanan.
Selain
kuat, tangguh dan bermoral, bangsa Galia patut diberikan apresiasi atas
persatuannya yang cukup mengesankan dibawah pemerintahan Vercingetorix. Jika menilik
dari berbagai suku yang ada dalam bangsa Galia, tentu bukanlah pekerjaan mudah
untuk menyatukan suku-suku tersebut dibawah kepemipinan satu orang dan
menyatukan visi mereka. Bukan pekerjaan mudah untuk menyisihkan semua perbedaan
mereka dan bersatu, tapi bangsa Galia membuktikan mereka mampu melakukan
sesuatu yang cukup sulit untuk dilakukan demi mempertahankan kemerdekaan mereka,
sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh semua bangsa.
Dari
uraian di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa dibalik ketertinggalan
bangsa Galia dalam budaya maupun birokrasi, bangsa Galia mampu menyingkirkan
kepentingan pribadi mereka dan bersatu demi mempertahankan keberadaan mereka
sebagai bangsa yang bebas, meski pada akhirnya mereka harus mengalami
kekalahan. Perjuangan bangsa Galia benar-benar layak diberikan apresiasi yang
besar, terutama jika mengingat pejuangan pemimpin mereka, Vercingetorix, dalam
menyelamatkan rakyatnya dari kelaparan dengan menyerahkan dirinya sendiri.
Bangsa Galia patut diberikan apresiasi atas rasa kemanusian, persatuan dan juga
kegigihan yang mereka miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar