Dear
sayang…
Selamat
pagi, apa tidurmu nyenyak? Aku yakin kalau tidurmu pasti nyenyak, tanpa mimpi
seperti biasanya bahkan setelah pertengkaran hebar kita semalam. Aku tak akan
menceritakan padamu bagaimana aku akhirnya bisa berdamai dengan diriku, menulis
surat ini dan terlelap. Aku hanya ingin bilang, ketika kamu bangun dan
menemukan surat ini, maka sejak saat itu hubungan kita telah berakhir. Ya,
berakhir.
Jangan
belalakkan matamu ataupun mengumpat. Cukup simpan semua amarahmu dan bacalah surat
ini hingga usai, setelah itu kamu boleh melakukan apapun yang kamu inginkan.
Toh, aku bukan siapa-siapamu lagi.
Mungkin
kamu bertanya-tanya, setan apa yang kini tengah merasukiku hingga aku dengan
mudahnya mengakhiri hubungan kita yang sudah terjalin bertahun-tahun lamanya.
Dengan senang hati aku akan menjawab pertanyaanmu, sayang. Saat menulis surat
ini semalam, selepas aku pulang dari rumahmu dengan berurai air mata dan hati
remuk redam sementara kamu memilih mengabaikanku, yang ada di benakku hanyalah
kebebasan. Ya sayang, kebebasan. Kebebasan dalam segala hal. Terutama kebabasan
menjadi diriku sendiri.
Selama
bertahun-tahun hubungan kita, aku belajar banyak hal darimu, jelas aku tak akan
memungkirinya. Hal paling penting yang aku pelajari darimu adalah bahwa
bertahan pada satu hubungan semata-mata karena cinta adalah tindakan paling
bodoh. Aku bukan orang polos dan lugu seperti yang kamu kenal dulu, sayang.
Bersamamu selama bertahun-tahun telah mengubahku sedikit banyak menjadi seperti
yang kamu mau, seperti tipe idealku walaupun aku berusaha sebisa mungkin untuk
tetap menjadi diriku sendiri, tapi pada akhirnya aku menyadari, semakin lama
aku bertahan pada hubungan ini, semakin aku kehilangan diriku dan aku tidak
ingin hal itu terjadi. Aku adalah aku dan aku tidak ingin orang-orang menyukai
atau mencintaiku ketika aku bukan lagi aku. Aku ingin mereka menerimaku
sebagaimana adanya aku, dan mereka yang aku maksud mencakup kamu, sayang.
Ada
sedikit perbedaan antara mengubah seseorang menjadi lebih baik dengan mengubah
seseorang menjadi seperti yang kita mau. Dan pertengakaran kita semalam
akhirnya membuatku sadar, bahwa kamu mengubahku bukan menjadi versi diriku yang
lebih baik, melainkan versi diriku yang kamu mau. Kamu tahu sayang, aku lelah,
sangat lelah mendengarkanmu membanding-bandingkanku dengan Diana, istri kakakmu
yang pintar masak atau dengan Bianca, tunangan sepupumu yang begitu lemah
lembut. Aku bahkan sudah sangat muak memenuhi semua tuntutanmu. Pernahkah
sekali saja kamu berpikir bahwa aku bukan Lea, gadis rumahan yang begitu piawai
melakukan pekerjaan rumah tangga? Mungkin tidak. Dimatamu aku hanya Terra,
gadis tidak sempurna yang perlu disempurnakan.
Sayang…
kalau kamu pikir setelah hubungan kita berakhir maka aku akan membencimu dan
menolak menemuimu atau berlari darimu, maka kamu salah. Aku menulis surat ini
karena aku tak yakin aku sanggup mengatakan semuanya padamu karena bagaimanapun
selama bertahun-tahun kamu tak pernah memberiku kesempatan bicara atau
setidaknya mendengarkanku meski untuk sekali. Tidak apa-apa sayang, karena
semua itu mengajarkanku suatu pelajaran berharga. Pelajaran yang akan aku
gunakan untuk mencari penggantimu. Bukan lelaki yang lebih baik, tentu saja,
karena kamu lah yang terbaik. Aku hanya ingin mencari lelaki yang mau
menerimaku apa adanya. Lelaki yang tak akan menuntutku menjadi Diana, Bianca
ataupun Lea. Lelaki yang hanya akan menerimaku sebagaimana adanya aku.
Maafkan
aku sayang jika apa yang aku katakan melalui surat ini merusak pagimu yang
sempurna. Jujur aku tidak berniat melakukannya. Tapi jangan khawatir karena aku
tak akan merusak lagi hari-harimu yang sempurna. Aku akan menjauh dari
kehidupanmu dan menjalani hidupku sendiri seperti yang aku inginkan. Aku harap
kamu akan menemukan wanita sempurna seperti yang kamu inginkan selama ini dan
kuharap aku akan menemukan lelaki sederhana yang mau menerimaku apadanya. Cukup
adil kan sayang?
Salam
sayang
Terra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar