“Happy anniversary my dear
ex-boyfriend”
28
Mei 2013, hari ini tepat empat tahun sudah aku dan kamu bersama. Merenda
cerita, membangun cinta, berbagi suka dan saling menyeka luka. Empat tahun
sudah kita mengikrar kata, menyatukan perbedaan menjadi suatu persamaan dan
menyatukan impian menjadi cita-cita yang kita ingin raih bersama dijalan yang
sama sambil saling menggenggam.
“Happy anniversary mu dear
ex-boyfriend”
Dihari
ini, dengan bantuan lilin kecil ini, aku ingin melalui lorong-lorong gelap
penuh dusta, cemburu dan amarah untuk sekali lagi menemukanmu dipintu cahaya.
Aku ingin sekali lagi menjadi bagian hidupmu sebagaimana dulu kita pernah
melaluinya. Namun ketika aku kembali melangkah, sekali lagi cahaya redup lilin
kecilku bergoyang yang membuatku terpaksa berhenti dan kembali menjaga lilinku
tetap menyala untuk kembali memandu jalanku.
Sepuluh… sebelas… dua belas…
Hampir
lima belas detik sudah aku berhenti dan berusaha menjaga agar cahaya lilinku
tak padam, tapi rasa rinduku tak sanggup lagi kubendung. Aku tak bisa lagi
menunggu disini dan menunda pertemuan kita lebih lama. Dengan tertatih-tatih,
langkah demi langkah kulalui, melewati lorong-lorong gelap penuh dusta, cemburu
dan amarah sambil sesekali berhenti dan menjaga vahaya lilinku agar tak padam.
Akhirnya…
pada langkah keseribu seratuh tujuh puluh tiga aku melihat sebuah pintu yang
terkuak dengan cahaya putih bersih yang menawarkan kehangatan keluar dari sana.
Perlahan kudorong pintu hatimu hingga terbuka lebar dan membuatku bisa masuk
dengan leluasa kesana. Sesaat cahaya putih bersih itu menyilaukanku, membutakan
pandanganku untuk sesaat hingga akhirnya lewat mataku yang jauh dari sempurna,
aku melihatmu berdiri dilautan cahaya, tersenyum miring dan menungguku.
Butuh
usaha besar bagiku untuk tidak berlari dan menghambur kearahmu. Alih-alih aku
berlari, yang kulakukan justru melangkah pelan, menjaga ritme langkahku agar
lilin kecil diatas cup cake-ku tetap menyala hingga tiba saatnya kita meniupnya
nanti.
“Happy
anniversary my dear ex-boyfriend.” Bisikku lembut seraya meletakkan cup cake
diantara kita. Dalam isyarat mata yang dipandu oleh hati kita, bersama-sama
kita meniup lilin kecil itu dan menjadikan cinta kita satu-satunya cahaya yang
menerangi hidup kita.
“Happy
anniversary my dear ex-girlfriend, my wife,” balasmu seraya meraih tangan
kiriku yang mengenakan cincin emas sederhana yang kamu lingkarkan dijari
manisku.
Empat
tahun sudah kita bersama dan empat tahun sudah kita menjalin cerita. Kita bukan
lagir emaja dengan cinta monyet yang mudah datang dan pergi. Kita adalah
sepasang suami istri yang punya cinta sejati untuk dirawat, dijaga dan
dijauhkan dari dusta, cemburu dan amarah. Karena kita saling percaya, karena
kita telah melalui lorong-lorong gelap yang penuh dengan bayangan semu dan
karena itulah kita selamanya.
Happy anniversary my dear
ex-boyfriend…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar