Sabtu, 07 Desember 2013

Happy Anniversary My Dear Ex-Boyfriend



“Happy anniversary my dear ex-boyfriend”
Lilin kecil yang kuletakkan diatas cup cake yang sengaja kubeli siang tadi menjadi satu-satunya penerang yang menuntun jalanku. Sinar kekuningan redup lilin kecilku bergoyang, cepat-cepat kuhentikan langkahku sambil menahan napas. Aku takut, takut kalau satu-satunya cahaya yang menuntun jalanku akan mati dan aku akan tersesat dalam lorong-lorong gelap yang penuh dengan bayangan semu tentangmu.

28 Mei 2013, hari ini tepat empat tahun sudah aku dan kamu bersama. Merenda cerita, membangun cinta, berbagi suka dan saling menyeka luka. Empat tahun sudah kita mengikrar kata, menyatukan perbedaan menjadi suatu persamaan dan menyatukan impian menjadi cita-cita yang kita ingin raih bersama dijalan yang sama sambil saling menggenggam.
“Happy anniversary mu dear ex-boyfriend”
Dihari ini, dengan bantuan lilin kecil ini, aku ingin melalui lorong-lorong gelap penuh dusta, cemburu dan amarah untuk sekali lagi menemukanmu dipintu cahaya. Aku ingin sekali lagi menjadi bagian hidupmu sebagaimana dulu kita pernah melaluinya. Namun ketika aku kembali melangkah, sekali lagi cahaya redup lilin kecilku bergoyang yang membuatku terpaksa berhenti dan kembali menjaga lilinku tetap menyala untuk kembali memandu jalanku.
Sepuluh… sebelas… dua belas…
Hampir lima belas detik sudah aku berhenti dan berusaha menjaga agar cahaya lilinku tak padam, tapi rasa rinduku tak sanggup lagi kubendung. Aku tak bisa lagi menunggu disini dan menunda pertemuan kita lebih lama. Dengan tertatih-tatih, langkah demi langkah kulalui, melewati lorong-lorong gelap penuh dusta, cemburu dan amarah sambil sesekali berhenti dan menjaga vahaya lilinku agar tak padam.
Akhirnya… pada langkah keseribu seratuh tujuh puluh tiga aku melihat sebuah pintu yang terkuak dengan cahaya putih bersih yang menawarkan kehangatan keluar dari sana. Perlahan kudorong pintu hatimu hingga terbuka lebar dan membuatku bisa masuk dengan leluasa kesana. Sesaat cahaya putih bersih itu menyilaukanku, membutakan pandanganku untuk sesaat hingga akhirnya lewat mataku yang jauh dari sempurna, aku melihatmu berdiri dilautan cahaya, tersenyum miring dan menungguku.
Butuh usaha besar bagiku untuk tidak berlari dan menghambur kearahmu. Alih-alih aku berlari, yang kulakukan justru melangkah pelan, menjaga ritme langkahku agar lilin kecil diatas cup cake-ku tetap menyala hingga tiba saatnya kita meniupnya nanti.
“Happy anniversary my dear ex-boyfriend.” Bisikku lembut seraya meletakkan cup cake diantara kita. Dalam isyarat mata yang dipandu oleh hati kita, bersama-sama kita meniup lilin kecil itu dan menjadikan cinta kita satu-satunya cahaya yang menerangi hidup kita.
“Happy anniversary my dear ex-girlfriend, my wife,” balasmu seraya meraih tangan kiriku yang mengenakan cincin emas sederhana yang kamu lingkarkan dijari manisku.
Empat tahun sudah kita bersama dan empat tahun sudah kita menjalin cerita. Kita bukan lagir emaja dengan cinta monyet yang mudah datang dan pergi. Kita adalah sepasang suami istri yang punya cinta sejati untuk dirawat, dijaga dan dijauhkan dari dusta, cemburu dan amarah. Karena kita saling percaya, karena kita telah melalui lorong-lorong gelap yang penuh dengan bayangan semu dan karena itulah kita selamanya.
Happy anniversary my dear ex-boyfriend…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar