Minggu, 20 Oktober 2013

Ketika Dia Bahagia Tanpaku


 
Hai Tuhan, sudah cukup lama kita tidak bersua. Tiap kali bertemu, kita hanya berpapasan, seperti aku dan dia yang hanya sempat berpapasan dilorong-lorong kampus yang penuh sesak. Tuhan, aku tahu akhir-akhir ini aku tak banyak meluangkan waktu untuk menghadapmu. Aku terlalu sibuk dengan rutinitasku hingga kita hanya sempat berpapasan lewat doa-doa singkatku yang terburu-buru. Aku tahu, Tuhan, dosaku terlalu banyak hingga mungkin aku tak pantas lagi meminta maaf atau pun memohon padamu. Namun kemana lagi aku berkeluh kesah selain kepadamu, Tuhan?

Tuhan, salahkah aku mencintainya? Salahkah jika aku mengharapkan kebahagiannya? Kebahagiaannya adalah kebahagiaanku juga. Senyumnya adalah senyumku. Tapi kenapa ketika dia bahagia dengan orang lain hatiku begitu sakit, Tuhan? Mengapa kadar bahagia untuknya berkurang ketika ia tak lagi tersenyum bersamaku?
Tuhan, hanya Engkau yang tahu betapa dalam dan besar rasa cinta yang kusimpan untuknya. Hanya Engkau yang tau betapa berharga ia untukku. Tuhan, Engkau pasti melihat dari atas sana betapa kepentingannya menjadi yang utama untukku? Ia yang pertama dan utama. Kepentingannya lebih penting diatas kepentinganku. Kebahagiaannya jauh lebih penting diatas kebahagiaanku. Aku selalu mengutamakannya, Tuhan. Aku selalu menjadikan dia yang pertama. Apakah itu belum cukup untuk menunjukkan betapa pentingnya ia untukku, Tuhan?
Tuhan, haruskah aku mengatakan padanya apa yang kurasakan untuknya? Haruskah aku mengatakan padanya kalau aku mencintainya, kalau ia segalanya untukku? Dia temanku, Tuhan. Tempat berbagi suka dan duka bersama. Aku tak ingin menghancurkan apa yang telah kami miliki dengan perasaanku yang aku tahu tak berbalas. Tuhan, jika Engkau masih berkenan mendengarkan doa dan pintaku, tolong berikan jawaban untukku Tuhan. Haruskah aku diam ataukah sebaliknya? Atau… haruskah aku merelakannya, membiarkan dia bahagia dengan orang lain dan tersenyum bersamanya tak peduli jauh didalam lubuk hatiku yang paling dalam aku menangis tersedu-sedu karena harapan dan cinta yang bertepuk sebelah tangan. Tuhan, ketika dia bahagia tanpaku, aku mohon, tabahkanlah hatiku, lapangkanlah dadaku dan kuatkanlah mentalku. Dan jika Engkau masih memiliki waktu luang, Tuhan, tolong kabulkanlah doaku dan jadikanlah aku orang yang beruntung, meski untuk kali ini saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar