Senin, 22 September 2014
Sabtu, 20 September 2014
Syndrome “Malam Minggu”
Hai Mblo, mana
suaranya? Masih sering nongkrong depan laptop dan bikin status galau gara-gara
sindrom malam minggu? Santai Mblo, yang nulis sama jomblo-nya kok, jadi tulisan
ini nggak bakal ngehujat para jomblo seperti biasa. Justru sebaliknya, tulisan
ini akan membuat orang lain bertanya-tanya, sebenernya hina nggak sih jadi
jomblo?
Oke… kita mulai golden ways ala-ala Mario Teguh kita malam
ini dengan syndrome “malam minggu”.
Senin, 15 September 2014
Jawaban Sang Bianglala
Desember 2013
Senja yang basah itu memelukku,
memenjarakanku dalam kesedihan lama yang kembali kutemukan dalam sudut-sudut
hatiku. Jendela yang basah itu serupa dengan mataku, yang basah terkena air
mata yang telah lama kusimpan, yang kini terpaksa kembali kukenakan. Dering
suara android-ku seketika itu menarik perhatianku dari hujan deras diluar sana.
Tanpa perlu melihatnya, aku tahu siapa yang tengah menelponku. Pasti Juna, ya…
pasti lelaki itu yang tengah menghubungiku. Aku memutuskan untuk mengabaikan
telponnya. Lagipula, bukankah aku sudah menyangka reaksinya? Aku tahu Juna
adalah lelaki yang paling tidak peka, tapi aku tak menyangka kalau ia tak mau
susah-susah mengingat masa lalu kami dan langsung menelponku beberapa menit setelah
aku mengirim email itu.
C’mon,
bud, don’t make me wrong to believe you. I know you’ll remember it, you just
need more effort. Bisikku dalam hati meski aku tahu, Juna
tak akan mendengarnya karena Juna tak pernah mendengar suara hatiku, walau aku
meneriakkannya dengan begitu lantang.
Minggu, 14 September 2014
Bianglala Senja
Desember 2013
Senja baru saja selesai mempersiapkan
malamnya ketika hujan rintik-rintik yang sedari tadi memeluk hari ini berubah
menjadi hujan deras yang seketika memicu keluhan orang-orang disekitarku, meski
aku tak memungkiri kalau aku sempat mendengus sebal ketika melirik jendela yang
berada di dekat mejaku dan mendapatinya basah karena air hujan. Tapi entah
mengapa kesebalanku pada hujan menjadi sebuah kerinduan saat mataku menatap
sebuah pemandangan yang begitu indah, sebuah bianglala yang tidak begitu besar,
berdiri menjulan menantang hujan. Diam-diam aku mengulum senyum, teringat
seseorang yang begitu menyukai bianglala.
Ketika pikiranku mulai berkelana kembali
ke masa lalu, mendadak saja notification di android-ku berbunyi, menyentakkanku
kembali ke masa kini, di ruang kerjaku disenja yang dingin dengan ditemani
hujan deras yang menampar-nampar jendela ruang kerjaku, meminta untuk diijinkan
masuk. Dengan enggan, aku meraih android-ku dan memeriksanya, seketika mataku
terbelalak tak percaya. Benarkah apa yang kulihat saat ini? Atau aku hanya
berkhayal? Aku menatap android-ku itu selama semenit penuh, dan ketika email
yang baru saja masuk ke android-ku itu tidak berubah nama pengirimnya, segera
saja aku beralih pada laptopku dan membuka emailku disana.
Langganan:
Postingan (Atom)