Sejak saya pertama kali
masuk SMA dan ditannya ingin melanjutkan kuliah dimana, meski dengan ragu saya
selalu menjawab kalau saya ingin melanjutkan kuliah di Universitas Brawijaya
Malang, walaupun saat itu bahkan sampai saat ini, Universitas Brawijaya masih
terkenal dengan biaya kuliahnya yang mahal dan orang tua saya berkata tidak
sanggup untuk membiayai kuliah saya di Universitas Brawijaya, namun saya tetap
ingin kuliah di Universita Brawijaya.
Seiring dnegan
berjalannya waktu, meski saya belum yakin kenapa saya ingin kuliah di
Universitas Brawijaya, saya selalu menjawab ingin kuliah di Universitas
Brawijaya tak peduli di program studi manapun asalkan saya bisa memakai
almamater Universitas Brawijaya dan menjadi bagian dari salah satu kampus
favorit itu.
Ketika saya duduk di
kelas XI SMA, barulah saya menemukan satu alasan yang saya rasa cukup tepat
mengapa saya ingin kuliah di Universitas Brawijaya. Waktu itu, karena saya
begitu tertarik dengan sejarah Prancis, akhirnya saya memutuskan untuk kuliah
di program studi tersebut ketika saya masuk universitas nanti. Dengan penasaran
saya mencari di google universitas apa saja yang memiliki program studi
tersebut. Dan ketika saya mengetahui kalau Universitas Brawiaya telah memiliki
program studi tersebut, maka makin mantaplah saya memilih Universitas Brawijaya
meski saya tahu biaya kuliah disana tergolong mahal.
Saat saya naik kekelas
XII saya tetap memelihara mimpi saya untuk kulaih di Universitas Brawijaya. Selain
karena Universitas Brawijaya memiliki program studi yang saya inginkan,
Universitas Brawijaya juga terletak di Kota Malang yang terkenal dengan
udaranya yang dingin dan suasananya yang kondusif untuk belajar. Selain juga
karena Malang terletak tidak begitu jauh dari tempat saya tinggal, hanya tujuh
jam perjalanan dengan kereta api dan tiket keretanya pun cukup murah. Namun alasan
terkuat saya memilih Universitas Brawijaya meski saya tahu biaya kuliah di
Universitas Brawijaya mahal adalah karena kakak kelas saya di SMA yang
melanjutkan studinya di Universitas Brawijaya mengatakan kalau biaya kuliah di
Universitas Brawijaya tidak semahal yang saya-kami-bayangkan. Kakak kelas saya
yang waktu itu menyempatkan waktunya untuk menejelaskan tentang Universitas
Brawijaya di sekolah saya mengatakan kalau Universitas Brawijaya memberlakukan
biaya kuliah yang proporsional yang artinya biaya kuliah yang dibebankan kepada
mahasiswa sesuai dengan kemampuan financial mahasiswa tersebut. Maka dengan
sangat mantap, saya akhirnya menjatuhkan pilihan saya pada Universitas Brawijaya.
Bahan ketika saya mendaftar SNMPTN saya hanya memilih satu universitas yakni
Universitas Brawijaya. Dan disinilah saya akhirnya, nasuk di Universitas yang
sama impikan yang biasa kuliahnya ternyata benar-benar mahal, jauh diatas
universitas lain. Namun meski saya sangat kecewa dengan biaya kuliah yang
ternyata tidak seproporsional yang dikatakan saya tetap bangga karena pada
akhirnya saya bisa menyandang predikat sebagai mahasiswa Universitas Brawijaya
meski kebanggaan saya sedikit ternoda dengan kenyataan pahit yang dihadapi
teman-teman saya yang lain yang harus mundur karena tidak sanggup membayar
biaya kuliah yang selangit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar