Senin, 02 September 2013

Alasan Mengapa Saya Memilih Universitas Brawijaya




Sejak saya pertama kali masuk SMA dan ditannya ingin melanjutkan kuliah dimana, meski dengan ragu saya selalu menjawab kalau saya ingin melanjutkan kuliah di Universitas Brawijaya Malang, walaupun saat itu bahkan sampai saat ini, Universitas Brawijaya masih terkenal dengan biaya kuliahnya yang mahal dan orang tua saya berkata tidak sanggup untuk membiayai kuliah saya di Universitas Brawijaya, namun saya tetap ingin kuliah di Universita Brawijaya.
 
Seiring dnegan berjalannya waktu, meski saya belum yakin kenapa saya ingin kuliah di Universitas Brawijaya, saya selalu menjawab ingin kuliah di Universitas Brawijaya tak peduli di program studi manapun asalkan saya bisa memakai almamater Universitas Brawijaya dan menjadi bagian dari salah satu kampus favorit itu.


Ketika saya duduk di kelas XI SMA, barulah saya menemukan satu alasan yang saya rasa cukup tepat mengapa saya ingin kuliah di Universitas Brawijaya. Waktu itu, karena saya begitu tertarik dengan sejarah Prancis, akhirnya saya memutuskan untuk kuliah di program studi tersebut ketika saya masuk universitas nanti. Dengan penasaran saya mencari di google universitas apa saja yang memiliki program studi tersebut. Dan ketika saya mengetahui kalau Universitas Brawiaya telah memiliki program studi tersebut, maka makin mantaplah saya memilih Universitas Brawijaya meski saya tahu biaya kuliah disana tergolong mahal.

Saat saya naik kekelas XII saya tetap memelihara mimpi saya untuk kulaih di Universitas Brawijaya. Selain karena Universitas Brawijaya memiliki program studi yang saya inginkan, Universitas Brawijaya juga terletak di Kota Malang yang terkenal dengan udaranya yang dingin dan suasananya yang kondusif untuk belajar. Selain juga karena Malang terletak tidak begitu jauh dari tempat saya tinggal, hanya tujuh jam perjalanan dengan kereta api dan tiket keretanya pun cukup murah. Namun alasan terkuat saya memilih Universitas Brawijaya meski saya tahu biaya kuliah di Universitas Brawijaya mahal adalah karena kakak kelas saya di SMA yang melanjutkan studinya di Universitas Brawijaya mengatakan kalau biaya kuliah di Universitas Brawijaya tidak semahal yang saya-kami-bayangkan. Kakak kelas saya yang waktu itu menyempatkan waktunya untuk menejelaskan tentang Universitas Brawijaya di sekolah saya mengatakan kalau Universitas Brawijaya memberlakukan biaya kuliah yang proporsional yang artinya biaya kuliah yang dibebankan kepada mahasiswa sesuai dengan kemampuan financial mahasiswa tersebut. Maka dengan sangat mantap, saya akhirnya menjatuhkan pilihan saya pada Universitas Brawijaya. Bahan ketika saya mendaftar SNMPTN saya hanya memilih satu universitas yakni Universitas Brawijaya. Dan disinilah saya akhirnya, nasuk di Universitas yang sama impikan yang biasa kuliahnya ternyata benar-benar mahal, jauh diatas universitas lain. Namun meski saya sangat kecewa dengan biaya kuliah yang ternyata tidak seproporsional yang dikatakan saya tetap bangga karena pada akhirnya saya bisa menyandang predikat sebagai mahasiswa Universitas Brawijaya meski kebanggaan saya sedikit ternoda dengan kenyataan pahit yang dihadapi teman-teman saya yang lain yang harus mundur karena tidak sanggup membayar biaya kuliah yang selangit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar