Rabu, 20 Agustus 2014

Izinkan Dia Untukku, Tuhan…



Izinkan dia untukku, Tuhan…
Izinkan ia menjadi milikku
Menjadi tempatku untuk bersandar
Menjadi tempatku untuk pulang

Izinkan dia untukku, Tuhan…
Hanya itulah pintaku
Hanya itulah inginku

Izinkan dia untukku, Tuhan…
Izinkan segalanya menjadi sederhana
Izinkan segalanya menjadi indah


Izinkan dia untukku, Tuhan…

Aku Tanpamu…



When you took it all you forgot your shadow…
*Sam Tsui – Shadow

Dear Samudra…

Ketika kamu membaca surat ini, aku pasti sudah berada di pesawat menuju Sorbonne. Ya, aku memutuskan untuk mengambil beasiswaku, maaf tidak memberitahu kamu sebelumnya dan membicarakannya secara langsung.

Aku memiliki banyak waktu bersamamu, tapi aku tak pernah bisa mengucapkan selamat tinggal secara langsung. Aku tidak sanggup. Aku tahu, aku tidak memiliki tempat dihatimu, tapi sejak hari pertunangan kita, kamu memiliki tempat tersendiri dihatiku, sebuah tempat yang hanya akan kamu miliki, baik dulu sekarang atau pun nanti.

Aku tidak ingin meminta cintamu lewat surat ini. aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal dan aku juga ingin bilang kalau aku memutuskan untuk menyerah. Mungkin memang bukan aku wanita yang akan memenangkan hatimu dan aku menerima kenyataan itu. Bersama surat ini, aku menyertakan cincin yang kamu berikan dihari pertunangan kita. Aku sudah tidak pantas mengenakannya lagi, dan suatu hari nanti aku yakin kamu akan menemukan seseorang yang pantas memakainya. Hanya saja maukah kamu berjanji satu hal untukku? maukah kamu berjanji kalau kamu akan bahagia?
Terimakasih atas semua kesempatan yang kamu berikan untukku. semoga kamu akan segera menemukan kebahagiaan yang sejati…

Bria